Karomah Kyai Kholil Bangkalan. Ulama besar yang digelar oleh para Kyai sebagai “Syaikhuna” yakni guru kami, karena kebanyakan Kyai-Kyai dan pengasas pondok pesantren di Jawa dan Madura pernah belajar dan nyantri dengan beliau. Pribadi yang dimaksudkan ialah Mbah Kholil. Tentunya dari sosok seorang Ulama Besar seperti Mbah Kholil mempunyai
Sedih sekali melihat kenyataan ini. Ia duduk termenung tidak tahu apa yang mesti diperbuat. Di saat duduk memikirkan nasibnya, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang menghampirinya. Dia memberikan nasihat: “Datanglah kamu kepada Mbah Kholil Bangkalan, utarakan apa musibah yang menimpa dirimu!”. Ucapnya dengan tenang. Saat ditemui para petani, Mbah Kholil sedang mengajarkan Kitab Nahwu Jurmiyah, kitab tentang tata bahasa arab untuk para santri tingkat pemula. Para petani pun melontarkan bahwa akhir-akhir ini ladang timun para perani selalu menjadi sasaran maling. “Kami mohon kepada kyai (Mbah Kholil) untuk penangkalnya,” keluh seorang petani.
“Mbah Kholil menancapkan tongkatnya dan air kembali muncrat, sampai sekarang debit air tidak pernah surut. Sumber mata air itu awalnya ditemukan Kyai Asror, namun tidak terawat hingga tertutupi rawa, ditemukan lagi oleh Mbah Kholil,” ungkap juru rawat Kolla Al Asror, Abdul Jalil (70), warga Kampung Lagundih, Sabtu (11/3/2023).
Inilah Biografi salah satu Ulama sekaligus Waliyullah yang masyhur, Beliau ini adalah : KH Kholil Bangkalan Madura Hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan yang teramat sangat.

KH Raden As’ad Syamsul Arifin merupakan salah seorang perintis Nahdlatul Ulama (NU). Dialah yang memperantarai komunikasi antarpara alim ulama terkemuka, demi membentuk organisasi tersebut. Salah satu keistimewaannya adalah, dia dipercaya KH Kholil Bangkalan untuk menyampaikan tongkat dan tasbih kepada KH Hasyim Asy’ari sebagai tanda

0hJe. 57 474 165 375 336 28 96 475 451

sejarah kyai kholil bangkalan